Selasa, 11 Juli 2017

Manajemen Energi


A.   Pengertian Energi
Energi merupakan sumber daya yang digunakan oleh manusia untuk melakukan suatu kegiatan dengan tujuan tertentu. Dengan adanya energi yang terdapat di bumi ini manusia dapat mengolah dan memanfaatkanya untuk proses kehidupan. Energi yang paling utama disebut energi primer yaitu energi yang masih berupa sumber daya alam yang masish asli. Kemudian manusia dituntut untuk bisa mengolah energi primer tersebut dengan tekn ologi yang ada sehingga energi tersebut dapat digunakan.
Banyak sekali energi yang terdapat dibumi ini. Namun sumber daya manusia yang terbatas menyebabkan pengolahan energi tidak dapat maksimal. Selain itu pengetahuan manusia akan pemanfaatan energi juga masih kurang. Manusia cenderung hanya menggunakan dari pada memproduksi energi. Oleh karena itu pengetahuan mengenai manajemen energi sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan adanya pemahaman mengenai manajemen energi, maka energi dapat digunakan semaksimal mungkin dan sehemat mungkin.

B.   Latar Belakang Manajemen Energi
Manajemen energi adalah suatu penerapan ilmu manajemen di bidang energi untuk meningkatkan efektifitas pemakaian energi oleh manusia maupun oleh perusahaan industri. Selain itu manajemen industri juga mempelajari cara penggunaan suatu energi agar dapat seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan dari perseorangan maupun kegiatan dari perusahaan industri.
Manajemen energi dalam suatu industri sangat diperlukan sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri tersebut. Selain itu dengan adanya manajemen energi di industri dapat meningkatkan keuntungan baik dari sektor financial maupun sektor lingkungan. Dari sektor financial dengan penerapan ilmu manajemen energi maka dengan menggunakan energi seminimal mungkin untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Dari sektor lingkungan dengan penerapanmanajemen energi dapat membantu memerangi global warming. Dengan sedikit mengkonsumsi energi berarti mengurangi polusi termal dan penggunaan air pendingin, yang intinya dapat meninngkatkan kualitas lingkungan. Sebagaimana yang kita tahu bahwa, sumber utama pembakaran bahan bakar fosil atau kegiatan manusia yang berkaitan dengan penggunaan energy dapat menimbulkan pemanasan global yang mengkhawatirkan masyrakat yang ada di bumi saat ini. Tanpa adanya manajemen energi dalam suatu perusahaan industri tidak dapat beroperasi dengan baik, cenderung merugi dan dapat merusak lingkungan sekitar.
Dalam sistem Manajemen energi dimulai dari sistem pengolahan energi hingga pemakaian energi tersebut. Dalam sistem pengolahan energi manusia harus bisa mengolah suatu energi primer menjadi bentuk energi lain tanpa harus mengorbankan energi lain, sehingga dari pengolahan tersebut dapat dihasilkan beberapa macam bentuk energi yang berdaya guna untuk manusia maupun untuk kepentingan industri. Dalam sistem pendistribusian energi juga harus dituntuk dengan manajemen energi, sehingga biaya yang diperlukan sedikit/ hemat dan energi yang didistribusikan utuh sampai ditempat tujuan.  Dalam pemanfaatan/ penggunaan energi ilmu manajemen energi dapat diterapakan supaya dalam penggunaan energi tidaka bnerlebihan dan dapat sminimal mungkin, sehingga diperoleh keuntungan yang besar. Selain itu upaya pengelolaan energi tersebut agar tidak mencemari/ merusak lingkungan sekitar.

C.   Prinsip Dasar Manajemen Industri
Prinsip-prinsip dasar manajemen energi adalah suatu hal yang sangat luas jangkauannya karena dengan prinsip-prinsip dasar ini akan sangat membantu dalam cara pendekatan terhadap problem yang akan dihadapi. Prinsip-prinsip dasar itu dapat mempersiapkan dasar untuk pendekatan yang rasional dan penjabaran yang lebih terperinci tentang energi yang dibutuhkan. Salah satunya adalah melihat data historis tentang pemakaian energi. Kadang-kadang terjadi variasi musiman atau perubahan pemakaian energi yang mendadak turun karena terjadi kerusakan mesin atau pemeliharaan mesin tetapi hal itu tidak diketahui. Dengan melihat kembali data-data historis dapat diketahui hal-hal ynag sebelumnya tidak jelas dan bahkan dapat memberikan saran untuk mengkombinasikan beberapa proses operasi yang dapat menghemat pemakaian bahan bakar. Dengan energi audit akan didapat data pemakaian energi yang terinci dari suatu proses atau mesin tertentu dan dapat terlihat pemakaian energi yang tidak efisien. Dengan meningkatnya pemeliharaan pada suatu perusahaan atau organisasi biasanya akan menghemat pemakaian bahan bakar. Peralatan baru yang lebih efisien dapat menggantikan peralatan lama yang kurang efisien yang tidak akan mengurangi kualitas produksinya bila dibandingkan dengan proses lama yang kurang efisien. Manajemen energi berusaha untuk memanfaatkan energi, mengurangi kehilangan dan menggunakan kembali proses yang tersisa yang telah dibuang dari suatu proses atau peralatan. Bahan yang ekonomis maksudnya menggunakan kembali bahan-bahan sisa, mengurangi sampah dan perencanaan bahan sisa, perencanaan produksi yang mempertimbangkan penggunaan kembali bagian yang terbuang.
Berikut prinsip-prinsip dasar manajemen energi :
1.    Perencanaan/ Planning.
Perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan dalam sistem manajemen energi. Perencanaan diikuti dengan berbagai kegiatan sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan yang telah direncanakan. Dalam hal manajemen energi perencanaan sangat penting karena merupakan hal dasar untuk pengolahan energi. Dalam sistem manajemen energi perencanaan menyangkut barbagai bidang mulai dari pengolahan energi primer, pemanfaatan energi, hingga pengelolaan energi tersebut. Sehingga energi dapat digunakan secara maksimal tanpa merugikan pihak-pihak yang bersangkutan.

2.    Pengorganisasian / Organizing.
Pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan dalam sistem manajemen energi. Dalam upaya pengaturan energi bertujuan untuk penghematan energi, karena dengan adanya pengaturan maka dapat diketahui energi yang dibutukan dan energi yang tidak dibutuhkan sehingga energi tidak terbuang sia-sia.


3.    Pengarahan / Directing.
Pengarahan adalah suatu kegiatan menata/ mengelola untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi energi. Dengan adanya pengarahan maka energi dapat dikelola dengan baik sehingga energi bermanfaat dengan sempurna.

4.    Pengendalian/ controlling.
Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk mengatur pemakaian energi yang ada. Dengan adanya pengendalian maka suatu dapat termonitoring dalam pemakainya. Bentuk pengendalian energi seperti pembatasan penggunaan energi tertentu, konversi energi, dll. Sehingga energi yang ada akan selalu terjaga kelestarianya.

D.   Penerapan Prinsip Dasar dalam Manajemen Enegi Listrik
Penerapan dalam manajemen energi listrik yaitu dengan melakukan audit energi listrik. Audit energi listrik merupakan satu usaha pengamatan yang dilakukan secara berkala atau rutin untuk memberikan informasi atau profil penggunaan energi listrik pada proses atau alat tertentu. Menurut Craig B Smith, 1981, dalam buku Energy Management Principle, mengartikan bahwa Audit energi adalah pngidentifikasian penggunaan energi pada proses dan alat atau mesin tertentu dengan fokus pada operasi yang tidak efisien.
Kegiatan audit energi listrik awal meliputi pengumpulan data energi bangunan dengan data yang tersedia dan tidak melakukan pengukuran. Kegiatan audit energi listrik awal yaitu merupakan dokumentasi bangunan, gambar teknik bangunan sesuai konstruksi yang terdiri dari :
·         Denah tampak potongan bangunan seluruh lantai.
·         Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.
·         Diagram garis tunggal listrik, lengkap dengan penjelasan penggunaan daya listrik dan besarnya penyambungan daya listrik PLN.


Selaian melakukan audit energi listrik penerapan energi listrik juga dapat dilakukan dengan cara melakukan penghematan energi listrik. Penghematan energi listrik dapat dilakukan di semua aspek bidang, mulai dari yang berskala kecil hingga yang berskala besar, sehingga dengan melakukan penghematan energi listrik maka secara otomastis akan memangkas kegiatan operasiobal dari sebuah industri.

E.   Contoh Penerapan Dalam Industri
1.    Peninjauan ulang sistem teknis dan perbaikan arsitektur bangunan.
Kebanyakan gedung-gedung besar menggunakan alat pendingin (AC) yang merupakan beban listrik paling besar. Salah satu beban pendinginan yang besar adalah sinar matahari yang langsung masuk ke dalam ruang, terutama antara jam 10 pagi sampai jam 15. Dengan memasang penghalang sinar matahari pada sisi timur dan barat di luar gedung pada sudut jam 10 dan jam 14, akan bisa sangat mengurangi secara drastis beban pendinginan. Dengan mengurangi alat pendingin maka beban listrik yang dikonsumsi akan berkurang. Selain itu Perambatan panas matahari melalui dinding dapat dikurangi dengan menambah isolator panas. Isolator panas yang cukup baik adalah udara. Udara dingin yang keluar atau udara panas yang masuk sama-sama memboroskan energi. Dengan melakukan peninjauan ke lapangan, ke setiap ruang, selalu akan dapat diperoleh beberapa lubang kebocoran udara dingin dengan udara panas yang harus segera ditutup.

2.    Perbaikan prosedur operasionil secara manual.
Beberapa prosedur operasional yang dapat dengan mudah dilaksanakan antara lain: mewajibkan kepada para pemakai gedung untuk selalu mematikan lampu atau AC jika sedang tidak ada orang, mematikan lampu yang dekat jendela kaca pada siang hari, tidak menyalakan pompa pada jam 18-23 karena harga listrik lebih mahal, selalu menutup pintu dan jendela yang memisahkan ruang berAC dengan yang tidak, selalu memeriksa lampu jalan dan lampu taman yang sering lupa untuk dimatikan pada siang hari. Prosedur operasional yang tampaknya sederhana ini ternyata dalam pelaksanaannya tidaklah semudah seperti yang dikatakan. Diperlukan petunjuk, teguran, pengawasan yang terus menerus dan melibatkan banyak orang, sampai menjadi suatu kebiasaan atau budaya hemat listrik.

3.    Perbaikan prosedur operasionil secara otomatis.
Cara seperti no 2 di atas masih mudah dan bisa dilaksanakan untuk gedung pendek atau pabrik kecil, dan akan menjadi sulit dilaksanakan untuk gedung 25 lantai atau pabrik lebih besar dari 5000m2. Untuk mengatasi kesulitan ini, telah tersedia banyak jenis sensor dan actuator untuk berbagai keperluan. Sensor level cahaya, sensor pintu sedang terbuka/tertutup, sensor keberadaan seseorang di dalam ruangan, pengatur waktu otomatis, dan lain sebagainya bisa dirangkai dan dikombinasikan untuk mencapai tujuan penghematan listrik. Konfigrasi jaringan sensor juga bisa direncanakan dengan seksama. Bahkan sekarang juga telah tersedia teknologi addressable sensor, actuator dan monitor. Setiap unit bisa diberi address, dan hubungan antar unit cukup dilihat sebagai antar address. Selama addressnya sama, dimanapun berada, selalu bisa saling berhubungan. Semua koneksi komunikasi dilakukan secara paralel dengan cukup menggunakan 2 kabel telepon biasa. Jika Ruang Rapat tersebut kosong dalam waktu 10 menit, maka semua yang berhubungan dengan address yang sama akan mati semua. Petugas jaga di ruang monitor mempunyai kuasa untuk mematikan semua yang berhubungan dengan adress tersebut. Semua dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Salah satu kelemahan sistem otomatisasi terletak pada SDM yang sering gaptek (gagap teknologi) program komputer, baik pada sisi operator maupun manajemen.

4.    Pemasangan alat penghemat listrik di seluruh instalasi.
Pada prinsipnya kebanyakan beban (peralatan yang memakai listrik), selalu bisa dihemat listriknya walau sedikit. Di sini diperlukan kejelian dan keahlian untuk menentukan memilih jenis beban dan alat yang sesuai untuk penghematan. Beban lampu pijar, lampu neon, pemanas, unit AC, motor, dan lain-lain, semuanya mempunyai alat penghemat yang spesifik/unik berdasarkan kinerja beban, schedul pemakaian beban. Dalam persoalan ini, yang lebih penting adalah multiplier effect dari penghematan yang kecil-kecil ini, yang sudah terbiasa dengan penghematan secara parsial. Berapa tingkat penghematan total yang bisa diperoleh untuk suatu instalasi, hanya bisa diestimasi berdasarkan statistik dari banyak program/ proyek yang pernah dilakukan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang penghematan energi listrik mempunyai rahasia angka yang tidak bisa dibuka terhadap clientnya. Perusahaan Kontraktor Penghemat Biaya Listrik melakukan audit energi yang biasa dipakai, mencari peluang kemungkinan di mana saja bisa dilakukan penghematan, menghitung/estimasi besar penghematan, menjamin besar penghematan dalam persen, menghitung waktu pengembalian modal (payback period). Dengan cara ini, tingkat penghematan yang bisa dicapai antara 5-20%.

5.    Perbaikan kwalitas daya listrik.
Untuk mengoptimalkan energi listrik diantaranya dengan meningkatkan faktor daya atau disebut perbaikan faktor daya. Faktor daya yang buruk mengakibatkan konsumsi daya reaktif yang sangat besar. Pada industri, penggunaan daya reaktif ini akan dikenakan biaya jika faktor dayanya dibawah 0,85 sesuai standar yang telah ditetapkan PT. PLN (persero).fPenggunaan beban-beban reaktif dalam suatu sistem tenaga listrik akan mengakibatkan menurunnya faktor daya (cos  Untuk mengurangi bahkan menghilangkan biaya pemakaian kVAR tersebut dapat dilakukan melalui perbaikan faktor daya dengan pemasangan kapasitor dengan mengkompensasi beban-beban induktif. Kapasitor ini akan berfungsi sebagai sumber daya reaktif sehingga beban tidak lagi menyerap daya reaktif dari PLN.

Selasa, 21 Maret 2017

Kubikel

1.Pengertian Kubikel  
Kubikel  ialah  suatu  perlengkapan  atau  peralatan  listrik  yang  berfungsi  sebagai  pengendali, penghubung  dan  pelindung  serta  membagi  tenaga  listrik dari sumber tenaga listrik.
 





















Gambar 1 Bentuk Kubikel
 
2.3 Fungsi Kubikel  :
o Mengendalikan sirkuit yang dilakukan oleh saklar utama
o Melindungi sirkuit yang dilakukan oleh fase/pelebur
o  Membagi  sirkuit  dilakuan  oleh  pembagian jurusan/kelompok (busbar)

2 Peralatan di dalam Kubikel 

3.2.1 Busbar
Busbar  digunakan  untuk  mengumpulkan  tenaga  listrik  dengan  tegangan  20  kV  serta  membaginya ke tempat-tempat yang diperlukan.  
 
















Gambar 2 Busbar 

3.2.2 Pemutus Daya
 Pemutus  tenaga  (PMT)  adalah  saklar  yang  digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus/daya  listrik  sesuai  ratingnya.  Pada  saat  terjadi  pemutusan  maka  akan  terjadi  busur  api.  Pemadam  busur  api  listrik  pada  waktu  pemutusan  dapat  dilakukan  oleh  beberapa  macam  bahan seperti   minyak, udara atau gas.
Berikut macam PMT :

a. Pemutus daya udara (Air Circuit Breaker)
PMT  jenis  ini  menggunakan  metode  yang  paling sederhana, yaitu memperpanjang lintasan arc. Karena  efek  pemanjangan  lintasan  ini  diharapkan  arc  dapat  segera  dipadamkan.  Beberapa bentuk pemanjangan  lintasan  pada  kontak  PMT  sebagai
berikut :
1.  Kontak Sela Tanduk
 Pada  PMT  ini  arc  dihilangkan  dengan  memperpanjang  lintasan  arc  hingga  ujung  terjauh  kontak. PMT  jenis  ini biasa digunakan ada  instalasi  listrik  AC  dan  DC  tegangan  rendah  dengan  arus pemutusan hingga ratusan ampere.
 













Gambar 3 Air CB Kontak Sela Tanduk 

2. Kontak Tabir Konduktor
Pada  PMT  ini,  konduktor  metal  yang  terletak di antara kontak memotong arc yang muncul  sehingga  hasil  pemotongan  arc  pada  tiap  tabir  mengalami  pemanjangan  lintasan  dan  pendinginan  dan  arc  dapat  segera  dipadamkan.  PMT  jenis  ini  dapat digunakan hingga tegangan beberapa ribu volt  dan arus hingga beberapa ribu ampere.

 










Gambar 4 Air CB Tabir Konduktor 

3. Kontak Tabir Isolator
Pada PMT ini, tabir isolator yang terdapat di  antara  kontak  membuat  arc  terpaksa  menelusuri permukaan  tabir  untuk  bisamencapai  kontak.  PMT  jenis ini dapat digunakan hingga tegangan 10kV dan  arus hingga 50kA














Gambar 5 Air CB Tabir Isolator 

Berikut contoh ACB 

 




















Gambar 6 ACB (Air Circuit Breaker) 

 (ACB) yang dapat dijumpai dipasaran adalah sbb:
1.  LV-ACB:
Ue = 250V dan 660V
Ie = 800A-6300A
Icn = 45kA-170kA
2. LV-ACB:
Ue = 7,2kV dan 24kV
Ie = 800A-7000A
Icn = 12,5kA-72kA 

Pemutus daya minyak (Oil Circuit Breaker)
Prinsip  kerjanya,  kontak  dipisahkan,  busur  api akan  terjadi di dalam minyak,  sehingga minyak menguap  dan  menimbulkan  gelembung  gas  yang  menyelubungi busur api.

 























 Gambar 3.8 Oil CB
Kelemahannya  adalah  minyak  mudah  terbakar  dan  kekentalan  minyak  memperlambat  pemisahan  kontak,  sehingga  tidak  cocok  untuk  sistem  yang  membutuhkan  pemutusan  arus  yang  cepat serta dimensi PMT yang terlalu besar.
 

















Gambar 3.9 OCB (Oil Circuit Breaker)
 Pemutus daya udara tekan 
Pemutus daya ini dirancang untuk mengatasi  kelemahan pada pemutus daya minyak, yaitu dengan membuat  media  isolator  kontak  dari  bahan  yang  tidak  mudah  terbakar  dan  tidak  menghalangi pemisahan kontak, sehingga pemisahan kontak dapat  dilaksanakan dalam waktu yang sangat cepat.












    Gambar 3.10 Air blast CB

Saat  busur  api  timbul,  udara  bertekanan  tinggi ditiupkan  untuk  mendinginkan  busur  api  dan menyingkirkan partikel bermuatan dari sela kontak. 
d. VCB (Vakum Circuit Breaker)VCB t Brker












Gambar 3.11 Kontak pemutus daya vakum. 

Pada  dasarnya  kerja  dari  CB  ini  sama  dengan  jenis  lainnya  hanya  ruang  kontak  dimana terjadi  busur  api  merupakan  ruang  hampa  udara  yang  tinggi  sehingga  peralatan  dari  CB  jenis  ini dilengkapi  dengan  seal  penyekat  udara  untuk  mencegah kebocoran.

 





















Gambar 3.12 Vacuum CB Rating 12-24kV  

SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)SF6         
Sifat  gas  SF6  murni  adalah  tidak  berwarna,  tidak  berbau,  tidak  beracun  dan  tidak  mudah terbakar.  Pada  suhu  diatas  150ยบ  C,  gas  SF6 mempunyai  sifat  tidak merusak metal,  plastic  serta memiliki  kekuatan  dielektrik  yang  tinggi  (2,35  kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Prinsip  pemadaman  busur  apinya  adalah  Gas SF6  ditiupkan  sepanjang  busur  api,  gas  ini  akan mengambil  panas  dari  busur  api  tersebut  dan akhirnya padam. Rating  tegangan CB adalah antara 3.6 KV – 760 KV.  

 




















Gambar 3.13 SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)

3 Pemisah (PMS)
Disconnecting  switch  (DS)  atau  Pemisah (PMS)  adalah  peralatan  pada  sistem  tenaga  listrik yang berfungsi  sebagai  saklar  pemisah  yang  dapat  memutus  dan  menyambung  rangkaian  dengan  arus yang  rendah  (±5A),  biasa  dipakai  ketika  dilakukan perawatan  atau  perbaikan.  PMS  terletak  di  antara  sumber  tenaga  listrik dan PMT serta di antara PMT dan beban.

 



















Gambar 3.14 Diagram Sistem PMS

di mana, 
SP = Saklar Pemutus
PD = Pemutus Daya
SB = Saklar Bumi 

Mekanisme interlocking tersebut adalah :
1. PMS tidak dapat ditutup ketika PMT dalam posisi tertutup.
2.  Saklar  pembumian  (Earthing  Switch)  dapat ditutup  hanya  ketika  PMS  dalam  keadaan terbuka.
3.  PMS  dapat  ditutup  hanya  ketika  PMT  dan  ES terbuka.
4.  PMT  dapat  ditutup  hanya  ketika  PMS  dalam kondisi telah terbuka atau telah tertutup. 
 
3.3 Peralatan Pengaman
3.3.1 Sekering 

Pada  kubikel  terdapat  suatu  sekering  tegangan  menengah  yang  sering  disebut  sebagai  solefuse. Rating  tegangannya  bisa  mencapai  34  kV,  dan mampu  bekerja  pada  arus  31.5  kA.  Solefuse  ini digunakan  untuk  melindungi  trafo  tegangan  dari gangguan.

 





















Gambar 3. 17 Solefuse dalam melindungi trafo tegangan  

Rele Arus Lebih (OCR) Rele  arus  lebih  adalah  suatu  rele  yang  bekerjanya  didasarkan  adanya  kenaikan  arus  yang melebihi suatu nilai pengamanan tertentu dan dalam  waktu  tertentu,  sehingga  rele  ini  dapat  dipakai  sebagai pola pengamanan arus lebih.  

Keutungan dan fungsi rele arus lebih:
• Sederhana dan murah
• Mudah menyetelnya
• Merupakan rele pengaman utama dan cadangan
• Mengamankan gangguan hubung pendek antara fasa
maupun  hubung  pendek  satu  fasa  ke  tanah  dan  dalam  beberapa  hal  dapat  digunakan  sebagai
pengaman beban lebih (overload).
•  Pengamanan  utama  pada  jaringan  distribusi  dan subtransmisi radial
•  Pengaman  cadangan  untuk  generator,  trafo  tenaga dan saluran transmisi. 

4. PEMELIHARAAN KUBIKEL 

4.1 Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan  merupakan  upaya  untuk  mempertahankan  atau mengembalikan  pada  tingkat prestasi awal dan dapat beroperasi dengan keandalan  yang  tinggi  sehingga  kontinuitas  pelayanan  listrik akan  tercapai.  Apabila  pemeliharaan  tidak  dilaksanakan kemudian peralatan menjadi rusak atau  terjadi gangguan maka dapat menimbulkan kerugian  yang cukup besar. 

4.2 Tujuan Pemeliharaan
Tujuan  pemeliharaannya  adalah  untuk  mempertahankan  kondisi  atau  menjaga  agar peralatan  menjadi  tahan  lama  dan  meyakinkan  bahwa  peralatan  dapat  berfungsi  sebagaimana mestinya  sehingga  dapat  dicegah  terjadinya  gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan. 
4.3 Jenis-jenis pemeliharaan
a.  Pemeliharaan  preventive  :  Pemeliharaan  yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan 
b.  Pemeliharaan  Prediktif  : Dilakukan  dengan  cara memprediksi kondisi peralatan listrik
c.  Pemeliharaan  korektif    :Pemeliharaan  yang  dilakukan  secara  terencana  ketika  peralatn  listrik mengalami kelainan 
d.  Pemeliharaan  darurat  :  Pemeliharaan  yang  dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak 
Apabila  pemeliharaan  tidak  dilaksanakan  kemudian  peralatan  menjadi  rusak  atau  terjadi  gangguan Misalnya  busbar  akan  berkarat,  atau  solefuse  akan  terbakar tanpa diketahui.

 

















Gambar   4.1  Busbar yang berkarat


4.4 Pemeliharaan Peralatan 

4.4.1  Program  Pemeliharaan  Transformator
Tegangan / Arus
Berikut  salah  satu  contoh  jadwal  perawatan  pada
transformator tegangan setiap tahunnya:
Lokasi    : Matahari Dept. Store
Class    : 0,5                   No. Seri: R : 93-58736
Burden    : 20000/5 A               S : 93- 58739
Ratio    : 20000/100V               T : 93-58743
Merk    : Merin Gerin       
Type    : RTM 6